RSS

Welcome to Sisca's World
Hope you enjoy reading.

Selasa, 30 Oktober 2012

Nita dan Kekasihku


“Pokoknya gue mau married cepet-cepet deh, nikah muda kayaknya lebih happy daripada harus pusing-pusing mikirin kuliah”
“Hahaha. Serius kamu mau married? Sama siapa?”
“Hush, gue sih emang ga punya pacar sekarang, belum punya. Tapi kalau calon suami sih ada.”
Nita menjelaskan dengan penuh rahasia dan dengan gayanya yang centil. Sambil mengibaskan rambutnya ia kembali berkata:
“Pokoknya gue udah capek kuliah terus, Sis. Coba deh bayangin, kita kuliah pagi-pagi, praktikum dari senin sampai jum’at, tugas menumpuk dan laporan menggunung. Gue lihat orang-orang yang pada nikah muda kok semuanya bahagia ya, bisa bangun siang, jalan-jalan ke mall, shopping, hang out, ga kayak kita. Seandainya gue ga masuk farmasi, mungkin hidup gue ga akan sesusah ini kali ya.”
“Ga ada hidup yang mudah, Nit” pikirku dalam hati, aku pun bertanya:
“Trus kamu mau apa toh nit?”
“Nikah. Married.”
“Hahaha. Sudahlah nit, jangan bercanda, kuliah aja dulu yang bener baru pikirin nikah, wong pacar aja belum punya toh.”
Tanpa dijawabnya, Nita hanya tersenyum. Hari-hari berikutnya aku tak melihatnya di kampus. Entah kemana perginya Nita, mungkin saja bolos karena sudah tak tahan akan padatnya jadwal kuliah kami. Gadis 20 tahun itu memang seorang yang periang dan mudah bergaul, jadi wajar saja kalau dia tak tahan dengan sistem kuliah untuk para kutu buku seperti mahasiswa-mahasiswa lain difakultasku.
“Doorrrrrr!”
“Nita, bikin aku jantungan aja kamu!”
“Hahaha, maaf ya Sis, aku Cuma mau kasih ini, datang ya Sis.”
Belum sempat aku menjawabnya, Nita sudah hilang kembali. Kulihat pemberiaanya, tertulis inisial A dan N. Aku buka dan kulihat tertera nama Andhika Putra Pratama dan Nita Soraya Paraswati. Sebuah undangan, dengan nama Nita dan kekasihku didalamnya.

Kehadirannya Mengubah Hidupku


“Mi, aku mau punya adik, adik perempuan yang cantik supaya bisa aku dandanin.”
“Iya, sabar ya nak, sebentar lagi pasti kamu punya adik kok.”

Setahun sudah berlalu sejak permintaanku pada mami untuk memberiku adik. Akhirnya aku punya adik juga, aku akan punya teman untuk bermain. Tapi adikku ternyata laki-laki, dia tidak cantik dan tentu saja tak bisa aku ajak bermain barbie bersama, bermain masak-masakan bahkan permainan ke pasar. Yah, timbul sedikit kekecewaan dalam hatiku.

“Aduh berisik banget. Adik kenapa sih mi?”
“Ga tahu, adikmu memang rewel, coba tolong buatkan susu ya.”
Aku terbangun di tengah malam karena suara tangisan adikku, terus terang saja aku kesal karena kehadirannya sudah sangat mengganggu waktu tidurku.

***

Sepanjang malam adikku semakin rewel dan memukuli dirinya sendiri. Kata dokter, adikku mengalami sindrom autisme yang membuatnya menyakiti dirinya sendiri. Sejak papi dan mami mengetahui bahwa adikku menderita autisme, semua perhatian dan waktu mereka dicurahkan sepenuhnya bagi adikku bahkan terkadang aku sedikit terlupakan. Aku kesal dan aku cemburu. Selalu ada saja hal yang membuatku merasa direpotkan olehnya. Oleh karena itu, mengalami pengalaman kost selama kuliah kupikir merupakan sebuah cara yang baik untuk menghindari kerepotan-kerepotan yang ditimbulkan adikku. Ya, awalnya kupikir demikian. Tapi ternyata kehidupan kost tak selamanya mengasyikkan. Bahkan disaat aku menjalani masa ospekku, kusempatkan menelepon rumahku...
“Halo...”
“Halo Mi, gimana kabar adik, aku rindu rumah, rindu kalian.”
Tak kusadari air mataku mengalir, kusadari bahwa ternyata kehadiran adikku telah mengubah hidupku, mengubah keegoisanku, memberiku kehidupan yang justru lebih indah dari sebelumnya.

Minggu, 28 Oktober 2012

Tahun Ketiga Meraih Mimpi (Perjalanan Masih Panjang)



Ini tahun ketigaku menjadi mahasiswa farmasi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Sungguh ini sebuah kisah yang takkan pernah aku lupakan. Aku yang sejak kecil bercita-cita menjadi seorang dokter harus merelakan cita-cita mulia itu. Selain aku tak diterima di beberapa fakultas kedokteran di PTN, masalah ekonomi juga menghalangiku untuk bisa meraih impianku. Aku ingat betapa kerasnya perjuanganku untuk bisa kuliah di jurusan farmasi saat ini. Saat itu, selepas aku dinyatakan gagal dalam ujian SNMPTN, aku memutuskan untuk mengambil farmasi. Aku tahu papi kecewa atas kegagalanku dan puncaknya adalah malam itu, disaat aku memutuskan untuk mengambil jurusan farmasi papi menjadi sangat emosi bahkan hingga melarangku untuk kuliah. Aku hanya bisa terdiam dan menyadari kebodohanku, tetapi tak kusangka mami membelaku bahkan hingga dia menangis kemudian mengajakku keluar dan memantapkan pilihanku untuk menjalani studi farmasi ini. Sejak saat itu aku berjanji akan melakukan yang terbaik dan berusaha untuk tidak mengecewakan mami, akan kubuktikan pada papi bahwa aku bisa.

Kini aku sudah berhasil melalui dua tahun pertamaku meskipun dengan susah payah. Semester satu dan semester dua tampak tak menjadi masalah bagiku. Aku bahkan sangat menikmati setiap hal yang aku lakukan sebagai mahasiswa farmasi, praktikum, mengerjakan laporan, belajar dan mendengarkan kuliah. Image seorang mahasiswa farmasi yang kutubuku aku patahkan dengan aktif mengikuti beberapa kegiatan sekaligus. Hasilnya? Not bad. IPK ku masih bisa cum laude.

Menginjak semester tiga dan empat, prestasiku mulai menurun. Sejak semester tiga aku menghadapi 4 macam praktikum dalam seminggu dengan perkiraan 10 jam praktikum per minggu. Materi kuliah semakin berat dan tugas semakin menumpuk. Menurutku inilah kuliah farmasi yang sesungguhnya, aku mulai belajar formulasi obat, mikrobiologi, patologi dan lain-lain. Sejujurnya aku menikmati semua masa-masa kuliahku hingga aku mengalami sebuah masalah, ya problema cinta anak muda. Masalah itu membelitku hingga malam terakhir menjelang ujian praktikum formulasi obat, aku sampai menangis dihadapan kakak kostku karena aku merasa tak siap untuk ujian. Namun aku masih lulus ujian ini. Aku malah tak lulus praktikum farmakognosi yang kemudian mematahkan semangatku. Ini adalah her praktikum pertamaku selama kuliah dan kejadian-kejadian ini mengubahku, mengubah IPK ku manjadi terjun bebas. Meskipun di semester empat aku merasa lebih baik, lebih bersemangat dan lebih optimis, tetap saja tak mampu menaikkan IPK ku yang jatuh di semester tiga kembali normal. Ini penyesalan karena telah gagal membahagiakan mami untuk bisa lulus dengan predikat cum laude.

Sekarang aku berada di pertengahan semester lima dan aku masih sangat menikmati kuliahku, praktikum, laporan serta tuugas-tugas. Aku mencintai farmasi dan ini passionku.  Perjalanku masih panjang, masih ada 3 semester untuk meraih gelar sarjanaku dan 2 semester untuk meraih gelar apotekerku. Masih banyak yang harus aku perjuangkan demi sebuah cita-cita mulia, sebuah pengabdian untuk masyarakat. Dan, percaya atau tidak, saat ini aku masih mencintainya: Farmasi dan dia.

Selasa, 23 Oktober 2012

Perahu Kertas (Sebuah Inspirasi)



Pastinya semua tau kan film Perahu Kertas yang diperankan oleh Maudy Ayunda dan Adipati Dolken dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo? Pastinya juga tau dong kalau film Perahu Kertas ini diangkat dari novel karangan Dewi Lestari yang juga berjudul Perahu Keras? Udah tau kan ceritanya jadi saya ga perlu bocorin lagi ceritanya. Hahaha.
Nah, tapi kali ini saya ga mau bahas novel ataupun film Perahu Kertas yang saya sebutkan diatas.

"Jadi, perahu kertas yang mana?"


Hahaha. Sabar dong. Ada satu karya lagi yang terinspirasi oleh perahu kertas, jadi ternyata perahu kertas itu sumber inspirasi yah. Many things can be our inspiration. Inspirations come from everywhere, everytime to everyone. Kalian tau ga puisi berjudul Perahu Kertas karya Sapardi Djoko Damono?

"Emang ada? Siapa tuh Sapardi Djoko Damono"

Aduh, ga gaul deh ._____. yang pasti sih Sapardi Djoko Damono (read: SDD) itu penyair favorit saya, puisi-puisi nya banyak menginspirasi dan ... indah banget. Terkadang bahasa yang beliau gunakan adalah bahasa-bahasa sederhana, bahasa sehari-hari, namun indah dan tetap membutuhkan pikiran yang baik untuk memahaminya. Kata-kata sederhana itu kadang langsung tepat sasaran, langsung menyentuh yang memang seharusnya disentuhnya. Begitu juga yang tergambar dalam puisinya yang berjudul Perahu Kertas, berikut puisinya:


PERAHU KERTAS

Oleh :

Sapardi Djoko Damono


Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas dan kau layarkan di tepi kali; alirnya Sangat tenang, dan perahumu bergoyang menuju lautan.


"Ia akan singgah di bandar-bandar besar," kata seorang lelaki tua. Kau sangat gembira, pulang dengan berbagai gambar warna-warni di kepala.


Sejak itu kau pun menunggu kalau-kalau ada kabar dari perahu yang tak pernah lepas dari rindu-mu itu.


Akhirnya kau dengar juga pesan si tua itu, Nuh, katanya,


"Telah kupergunakan perahumu itu dalam sebuah banjir besar dan kini terdampar di sebuah bukit."



Perahu Kertas,

Kumpulan Sajak,

1982.

***

Sebuah dedikasi untuk Sapardi Djoko Damono



Life




“Life is an opportunity, benefit from it.
Life is beauty, admire it.
Life is a dream, realize it.
Life is a challenge, meet it.
Life is a duty, complete it.
Life is a game, play it.
Life is a promise, fulfill it.
Life is sorrow, overcome it.
Life is a song, sing it.
Life is a struggle, accept it.
Life is a tragedy, confront it.
Life is an adventure, dare it.
Life is luck, make it.
Life is too precious, do not destroy it.
Life is life, fight for it.”

― Mother Teresa

Sabtu, 20 Oktober 2012

Hujan

"Akhirnya kau datang, aku sudah lama menunggumu"
"Oh ya? Ada apa?"
"Banyak hal yang sesungguhnya harus kuceritakan, banyak hal yang membuatku sedih akhir-akhir ini"
"Itulah sebabnya mengapa aku datang"
"Wah, terima kasih. Tapi bagaimana kau tahu kalau aku sedang sedih?"
"Wajahmu, Matamu, semua memancarkan kesedihanmu"
"Hei, aku menyukaimu. Jangan pergi ya, aku tak ingin debu kering kembali dan menodai pakaianku. Meskipun kamu membasahinya, ku pikir itu lebih baik."
"Debu hilang karenaku meski sesaat, tetapi debu akan kembali kering. Aku dibutuhkan untuk mengusirnya. Tapi jujurlah, kau tak mau aku datang kan? Kau inginkan pelangi, tapi pelangi tak akan datang bila aku tak datang terlebih dahulu"

Hening.

Aku berpikir dan merenungkan apa yang dikatakan hujan. Aku terluka dan sakitnya bertambah parah ketika hujan membasahinya, tapi entah mengapa aku menikmati rasa sakit itu. Berada dibawah tetesan-tetesannya membangkitkan euforiaku, mengangkat beban pikiranku tuk sejenak, meninggalkan sejenak dunia nyataku dan bersatu dengan dunia khayalan. Hujan membawaku pada dunia baru yang berbeda dan membuatku terlena hingga akhirnya aku sadar bahwa hujan akan segera berakhir. Aku tak ingin dia pergi, tak ingin dia meninggalkanku. Aku tak ingin kembali ke dunia nyata. Tapi hujan menentangku dan dia memang benar. Selama dia bertahan, lukaku tak akan sembuh, mungkin semakin memburuk, hujan memang harus pergi kemudian pelangi datanglah.

Pelangi? Siapa lagi dia? Pelangi, dia punya banyak warna, dia yang mewarnai kehidupanmu setelah hujan dan kegelapan melingkupi hidupmu. Pelangi, bagaimana aku mengundangnya? Terimalah hujan dengan lapang dada, ikhlaskanlah kepergian hujan dan tersenyumlah, lihatlah pelangi seketika itu datang dan bersemayam dibibirmu.
*****

Missing You (Congratulations! I'm Happy for You)

I miss the moment when we 1st meet
I miss your smile
I miss how we talk each other
I miss your kidding
I miss all happiness you bring to my life
Even I miss the moment a year ago
Although it hurted me
I miss the moment, a year ago
When it was the last time of our talk
I miss you, everything about you

Your presence makes me feel guilty
Missing you but can't see you close
Can't see your smile
Can't talk with you anymore
I lost your text
I lost your support
I lost everything about you
But, do you know?
I'm happy for your happiness
To see you standing tall over there
Wishing you can see me here, looking at you

I'm happy for your success
For this time
For what you've got today
So far, I'm proud of you
Your brain, your efforts, your luck
Congratulations!

I wish I'll be there today
But I can't
I realize I'm nothing
And ain't ready to be hurted again
I wish I'll be there today
To be the first one to give my hands and say congratulations for you
To be the only one woman beside you
The one when you inarm me and introduce me to your friends,
and say: "Here is my girl"

This is the last time for us to meet
But I can't attend
You won't miss me, but I will
You must know that my prayer is always here for you
For you happiness, health, success
For everything you'll do after today

*****
-no name

Jumat, 19 Oktober 2012

Happy Birthday, Happy Birthday, Happy Birthday

Catch my eyes, my attention in every performance
His voice attracts my soul, my brain, even my heart
Realizing that I never meet anybody like him
Ian, we commonly called him like that
Someone who always sings by his heart
Ten years ago he started his career
Ian, we commonly called him like that
As a famous young male singer
Now, he is not only a singer



Just a reminder for me,
October is so special
Since I know that today is his birthday
Everything related to him are special
Permit me to say these greetings
Happy birthday, happy birthday, happy birthday



My wishes are every good things for him
One step closer to reach his main goal
Realease many more albums
A longlife and good health
This is last but not least
A longlast relationship with yours

Birthday Greetings


Birthday is a special day for everyone
A day when everybody care of you
Unite all people, friends or enemies
To say "Happy Birthday" to you and
Ian, I hope I can meet you someday
So I give you this poem by my own hand
This is just a simple gift from me
An ordinary one from all you've had

A mosaic for him


*****

This poem special for his 31th Ian's Birthday. Hope he read this poem. And notice that if you combine 1st letter from every sentences, you'll make a "Christian Joseph Morata Bautista" name. :)
Hope you enjoy.

Regards,
@ichbinsisca

*****

Senin, 15 Oktober 2012

Handphone

"Hahahahahaha."
"Hahahahahahahahaha"
"Hahahaha"
"Hahahahahaha"
Suara canda tawa mereka memekakkan telingaku
Geram sekali rasanya, tak tahukah mereka kalau besok aku ada ujian.
Sekarang saja sudah jam 11 malam dan mereka masih asik bercanda didepan kamarku.
Ya, sudahlah ini sih nasib akan dapat C lagi
"Plaaaakkkkk"
Suara apa itu? Keras, sepertinya menimpuk pintu kamarku.
Ah kutengok saja dulu sebentar. Sepi. Tak ada apapun.
Mereka yang dari tadi tertawa ria diatas usaha ku menghapal ujian besok bahkan tak mendengar apapun.
Tiba-tiba saja bulu kudukku merinding.
Suara apa tadi? Masa sih hanya aku saja yang mendengar.
Kembali aku tutup pintu dan bersiap kembali belajar.
Baru saja aku tutup pintu, mereka mulai berisik lagi.
Tiba-tiba saja mataku tertuju pada seonggok benda hitam diatas mejaku
Benda itu bergetar dan....
Itu HANDPHONE-ku!
*****

Kamis, 11 Oktober 2012

Someday

Text message received:
"Aku sudah tak sanggup lagi. Aku rasa cukup satu kesempatan dan itu sudah berakhir bertahun-tahun yang lalu"

"Kenapa? Karena aku atau karena dia?''

Tak ada lagi balasan apapun.
***
Esok paginya, lagi, satu pesan masuk di handphone ku:
"Marvin bilang suka sama aku tapi aku belum jawab. Aku tahu kakak pasti terluka."

"Aku gak apa-apa kok, aku tahu kamu sayang sama Marvin. Aku titip dia ya."

"Iya kak, pasti aku jaga, aku sayang banget sama dia kak."
Tanpa kubalas, tanpa airmata, aku ketikkan sebuah pesan singkat:
"Kamu pergi tanpa alasan dan kini aku tahu alasannya. Aku tidak mau memaksamu. Tapi aku percaya akan cinta kita, Vin, cinta yang selama ini kita kubur, kamu dan aku dan disaat benih itu bertunas, kau cabut begitu saja. Sekali lagi aku akan menunggu kamu, kembali lagi kedalam pelukkanku.
***

Ahh, ya...aku yakin suatu hari nanti kamu akan kembali.
Kita akan mulai lagi bersama
Ya, suatu hari nanti.
Suatu hari, entah kapan saatnya.
***

Kisah Cinta Renita


Diam. Hening.
Berdiri. Duduk, dan berdiri lagi.
Berjalan ke kanan dan kembali lagi.
Sepi rasanya tanpa Renita disini.
***
“Maaf.”
“Tapi kenapa? Kenapa baru sekarang, setelah 7 tahun berlalu begitu saja.”
“Maaf. Aku hanya berusaha untuk sabar selama tujuh tahun ini, Ren”
“Jadi ini alasannya kamu menghilang selama 3 bulan terakhir? Aku sudah mencari kamu ke semua tempat tapi aku tak bisa menemukanmu, dan sekarang...”
Hening. Hanya sebuah tarikan nafas yang berat dan isak tangis yang tertahan yang terdengarlah.”
“Maaf, Ren.”
***
Arbi,
Seandainya kamu mengerti
Seandainya kamu paham
Seandainya kamu tahu kerinduanku disaat kamu pergi
Bii, mungkin kamu benar
Mungkin aku egois
Tapi cobalah mengerti bahwa aku hanya tak ingin
Kehilangan kamu
Seandainya kamu mengerti bi, bahwa sejak kamu meninggalkan aku saat itu
Seketika juga nafasku berhenti
Dan kini maafkan aku bila tak lagi disampingmu

Renita,
***
“Bi, sudahlah jangan disesali. Renita sudah bahagia diatas sana, setidaknya dia tak lagi merasakan sakit yang selama ini dirahasiakannya.”
“Ren, terima kasih, untuk segalanya, untuk arti cinta selama ini. Mungkin nisan ini pemberian terakhirku untukmu.”
***