Oleh:
@ichbinsisca
Ditulis
untuk #proyekcinta
“Valent, empat tahun yang lalu, ditempat kita
berada saat ini aku pernah menjauhimu. Sekarang, di tempat yang sama aku ingin
meyakinkanmu bahwa tak ada orang lain selain kamu di hatiku, kini dan
selamanya.”
Ya, tepat empat tahun
sudah berlalu dari pertemuan pertama kita. Mungkin dulu adalah saat-saat paling
menyebalkan buatku ketika bertemu denganmu. Namun kini hari itu menjadi
kenangan paling indah untukku. Aku bahkan masih mengingat percakapan pertama
kita saat itu, dimana kamu tiba-tiba muncul di kamarku.
“Kak Abi, bangun mas.
Hari ini ada kuliah pagi kan? Mas sudah ditunggu sarapan di bawah, cepat ya
mas.”
“Aaaaaaakkkkkkkkk, kamu
siapa? Masuk kamar orang seenaknya, memang siapa yang suruh?!”
“Hmm...anu...saya
disuruh tante Maya membangunkan kak Abi. Nama saya Valentine. Tadi kata tante
Maya, kalau Kak Abi tanya-tanya tentang saya nanti akan dijelaskan sendiri oleh
Tante Maya. Sekarang kak Abi disuruh tante sarapan, sudah ditunggu. Permisi
kak.”
Kalau saja waktu itu
aku tidak menyadari waktu sudah menunjukkan pukul 08.00, pasti si Valentine ini
sudah saya omelin habis-habisan. Beruntunglah dia, kuliah dimulai 30 menit
lagi, tak ada waktu untuk mengomelinya.
Barulah pada saat
sarapan, aku mengetahui bahwa Valent adalah sepupu jauh yang akan tinggal
dengan kami dan akan satu kampus denganku. Entah mengapa aku tak menyukainya
dan menghindarinya, padahal wajahnya cukup cantik. Mungkin karena kesan
pertamaku dengannya sudah tidak menyenangkan.
***
“Valentine, saya memilih engkau menjadi
istri saya. Saya berjanji setia kepadamu dalam untung dan malang, di waktu
sehat dan sakit, dan saya mau mencintai dan menghormati engkau seumur hidup.”
Akhirnya, kemarin adalah hari yang paling membahagiakan buat kita.
Setelah 3 tahun aku berusaha menjauhimu, aku tahu ternyata kamu bukanlah sepupu
jauh. Kita adalah dua insan yang telah dijodohkan sejak kecil. Kehadiranmu
selama 3 tahun telah membuatku jatuh cinta. Satu tahun cukuplah bagi kita untuk
merajut kasih, saling mengenal satu sama lain. Kemarin, 14 Februari, tepat di hari
Valentine, kita sudah mengikrarkan janji cinta kita. Aku dan kamu, kita
sama-sama berjanji dihadapan Tuhan dan dihadapan seluruh umat bahwa kita akan
saling setia seumur hidup.
Namun apa yang aku dapatkan sekarang? Dimana janji setiamu, sayang?
Baru satu hari kita melangsungkan pernikahan dan kini kamu meninggalkan aku.
“Valent, empat tahun
yang lalu, ditempat kita berada saat ini aku pernah menjauhimu. Sekarang, di
tempat yang sama aku ingin meyakinkanmu bahwa tak ada orang lain selain kamu di
hatiku, kini dan selamanya.”
Kuulangi terus menerus kata-kata itu, berharap kamu mampu
mendengarnya dibalik segunduk tanah yang melindungi jasadmu. Selamat jalan
sayang, tunggu aku menjemputmu dalam keabadian nanti. Kelak kita akan bahagia
bersama, tanpa dibayang-bayangi oleh rasa sakit akibat kanker yang kini
meniadakanmu.