24 things to remember...
and one thing to never forget
Your presence is a present to the world
You're unique and one of a kind
Your life can be what you want it to be
Take the days just one at time
Count your blessings, not your troubles
You'll make it through whatever comes along
Within you are so many answers
Understand, have courage, be strong.
Don't put limits on yourself
So many dreams are waiting to be realized
Decisions are too important to leave to chance
Reach for your peak, your goal, and your prize
Nothing wastes more energy than worrying
The longer one carries a problem, the heavier it gets
Don't take things too seriously
Live a life of serenity, not a life of regrets
Remember that a little love goes a long way
Remember that a lot... goes forever
Remember that friendship is a wise investment
Life's treasures are people... together
Realize that it's never too late
Do ordinary things in an extraordinary way
Have health and hope and happiness
Take the time to wish upon a star
And don't ever forget...
For even a day...
HOW VERY SPECIAL YOU ARE !
-unknown-
***
Rabu, 11 September 2013
To My Loved One On His Day
I used to send these three poems for someone special on his birthday. He is the only one I gave a poem. Well, I found these poems from google (I forgot to noticed the poet. So, if one of these poems is yours, just tell me). I wasn't confident to send him my own poems so I searched it on google and I felt in love with these poems. I combined 3 poems to be one. Check it out:
***
To My Beloved One On His Day
To my loved one on his day:
Over you may sunshine reign!
May the west wind weary wane
Yielding to your right-of-way
Let me let you see your smile
On all the mirrors of your face
Vying for the flavored place
***
Happy Birthday
Today's your birthday
What can I say?
To let you know how special you are to me
And show you to that place in my heart
Where my love for you always will be,
There forever engraved, cherished and saved,
No other love has even come close
***
I Want to Say I Love You On Your Birthday
I want to say I love you on your birthday
Though love is something you don't want from me
Things didn't go so well when I last said it
And so I'll keep it silent in my heart
But how the words reverberate within me!
A song that I must struggle not to sing
A music I must dance to without motion
***
Sent: March 18th, years ago, via facebook message
Note: If you are the one I ever send these poems to you, how lucky you are! Because I never send any poems to others (until now, maybe there's another someday).
***
To My Beloved One On His Day
To my loved one on his day:
Over you may sunshine reign!
May the west wind weary wane
Yielding to your right-of-way
Let me let you see your smile
On all the mirrors of your face
Vying for the flavored place
***
Happy Birthday
Today's your birthday
What can I say?
To let you know how special you are to me
And show you to that place in my heart
Where my love for you always will be,
There forever engraved, cherished and saved,
No other love has even come close
***
I Want to Say I Love You On Your Birthday
I want to say I love you on your birthday
Though love is something you don't want from me
Things didn't go so well when I last said it
And so I'll keep it silent in my heart
But how the words reverberate within me!
A song that I must struggle not to sing
A music I must dance to without motion
***
Sent: March 18th, years ago, via facebook message
Note: If you are the one I ever send these poems to you, how lucky you are! Because I never send any poems to others (until now, maybe there's another someday).
Kamis, 05 September 2013
Day 3 (Marathon in Day 5): Letter for 60 years old ME
Dear Sisca,
Hei apa kabar? Maafkan aku yang berjanji untuk menulis surat padamu 3 hari yang lalu. Mohon maafkan :( Bukan berarti aku lupa padamu, pada diriku sendiri. Tentu saja aku ingat padamu. Ah, kumohon jangan marah begitu. Aku tahu aku terlalu menyibukkan diriku dengan berbagai banyak hal, dan kuyakin kamu juga tahu alasannya. Namun saat itu aku belum sadar bahwa beban-beban aktivitas dan segala rasa lelah itu kini amat nampak diwajahmu. Lihatlah tampak banyak kerutan diwajahmu di usia yang ke 60 ini.
Hampir lupa, ijinkan aku mengucapkan selamat padamu karena telah berhasil melewati lebih dari setengah abad usiamu di dunia ini. Selamat, karena itu artinya kamu berhasil melawan godaan untuk mengakhiri hidupmu sebelum waktunya tiba. Selamat, karena itu berarti kamu berhasil mengatasi permasalahan-permasalahan dalam hidup dan aku yakin saat ini kamu pasti sudah lebih bijak dalam menyikapi hidup.
Oh ya, apa kabar anak-anak dan cucu-cucumu? Aku yakin mereka cantik-cantik dan tampan-tampan, ya meskipun di masa yang sekarang ini masihlah rahasia bagiku untuk mengetahui siapakah pria beruntung yang berhasil mendapatkan hatimu. Ya, hatiku juga. Hihihi. Rasanya lucu sekali menulis surat ini, seperti sedang berbicara dengan diriku sendiri. Padahal memang begitulah sesungguhnya.
Kamu pasti juga sudah berhasil mendidik anak-anakmu dengan baik yah? Mereka sukses pastilah karenamu dan suamimu. Apakah diusiamu yang ke-60 ini kamu masih direpotkan oleh anakmu untuk menjaga anak-anak mereka? Hei aku penasaran dengan cucu-cucuku, apakah mereka sama lucu dan pintarnya dengan anak-anak sekolah minggu yang ku ajar saat ini? Ah, seandainya saja Tuhan mengijinkan aku bertemu dengan kalian walau sebentar. Aku ingin tahu juga keadaan di masa depan seperti apa, sepertinya lebih canggih ya?
Nanti kusisakan handphone jadulku dan segala gadgetku saat ini untukmu, anggap saja kenang-kenangan di masa lalu. Kuyakin ditempatmu saat ini pasti bertebaran gadget-gadget yang jauh lebih canggih, teknologi berkembang sangat pesat. Tapi barang-barang jadul pun ku yakin tak kalah uniknya dan pasti akan bernilai sangat tinggi.
Ah, baiklah. Masih banyak yang harus kulakukan. Ada dua tantangan lagi yang harus kuselesaikan hari ini. Doakan aku agar sukses yah sehingga bisa membuatmu di masa yang akan datang menjadi lebih baik. Sampaikan salamku pada anak-anak dan cucu-cucuku di masa depan dan peluk hangatku bagi suamiku (well, walaupun itu masih rahasia. Eh, beritahu aku dong, siapa suamiku, penasaran. Hehe. :p).
Sudah ya, jaga dirimu dan kesehatanmu baik-baik. Ingat usiamu tak muda lagi jadi batasi aktivitasmu itu. Hahaha.
Salam sayang,
Dari dirimu di masa lalu
@ichbinsisca
***
Label:
challeges
Senin, 02 September 2013
Day 2: Letter for 4 years old Sisca
Dear Sisca,
Ketika kamu membaca surat ini pastilah sudah terlambat, karena surat ini ditulis dari dirimu sendiri di masa depan ketika kamu telah dewasa. Jangan pernah menyesali apa yang dikatakan dalam surat ini karena semuanya telah terjadi dan saatnya fokus pada masa depan. Sekiranya waktu dapat terulang kembali, maka lakukanlah.
Mungkin surat ini adalah satu-satunya kesempatan bagiku untuk meminta maaf. Maaf karena di masa depanmu nanti, kamu tak akan lagi mengingat masa kecilmu. Hanya ada kata mungkin. Mungkin masa kecilmu bahagia, mungkin juga tidak. Mungkin kau memiliki banyak teman, mungkin juga tidak. Mungkin dulu keluargamu berkecukupan, mungkin juga tidak. Semuanya serba mungkin jika tak ada yang kau ingat. Maka camkanlah ini, jika ada mesin waktu dan aku dapat kembali dimasa kita berusia 4 tahun, maka aku akan merekam segala kenangan di masa lalu agar kelak ada hal-hal yang dapat aku ceritakan untuk anak-anakku kelak. Entah itu cerita bahagia sebagai hiburan bagi mereka maupun cerita sedih sebagai gambaran bahwa hidup itu keras dan bahwa beruntungnya mereka memiliki ibu sepertimu.
Dear 4 years old Sisca,
Nikmatilah masa kecilmu saat ini ya, rekam semua memori agar aku bisa mengingatnya saat ini. Yah? Hmm, baiklah saya tak akan menceritakan hal-hal buruk yang kau lakukan semasa kecil kepada orang lain, tapi coba ingat saja kenangan-kenangan yang manis dan indah ya.
Satu hal yang kuingat dari masa lalu mu, bahwa ketika ulang tahunmu tiba, kau selalu diajak untuk berfoto di studio. Saat itu kau belum mahir bergaya yah. Hahaha. Tapi betapa menyedihkannya seandainya kau tahu bahwa sejak usiaku 10 tahun, kebiasaan itu dihilangkan. Ah, kini tak ada kebiasaan untuk menyambut ulang tahun, diberikan kado saja tak pernah. Terakhir kuingat, jika tidak salah, kau mendapat kado di usia 2 tahun yah. Hehehe. Sudahlah, aku tak ingin lanjutkan lagi pembicaraan ini karena tiba-tiba saja aku bersedih.
Sekali lagi kuucapkan, selamat berbahagia menjadi anak-anak. Kau belum tahu sulitnya menjadi dewasa, meskipun kelak kau akan mengetahuinya. Jadi aku hanya ingin berpesan: Berbahagialah Sisca, nikmati masa kecilmu.
Salam sayang dari dirimu di masa depan,
@ichbinsisca
***
30 days blog challenge day 2: Make a letter for 4 years old YOU.
Ketika kamu membaca surat ini pastilah sudah terlambat, karena surat ini ditulis dari dirimu sendiri di masa depan ketika kamu telah dewasa. Jangan pernah menyesali apa yang dikatakan dalam surat ini karena semuanya telah terjadi dan saatnya fokus pada masa depan. Sekiranya waktu dapat terulang kembali, maka lakukanlah.
Mungkin surat ini adalah satu-satunya kesempatan bagiku untuk meminta maaf. Maaf karena di masa depanmu nanti, kamu tak akan lagi mengingat masa kecilmu. Hanya ada kata mungkin. Mungkin masa kecilmu bahagia, mungkin juga tidak. Mungkin kau memiliki banyak teman, mungkin juga tidak. Mungkin dulu keluargamu berkecukupan, mungkin juga tidak. Semuanya serba mungkin jika tak ada yang kau ingat. Maka camkanlah ini, jika ada mesin waktu dan aku dapat kembali dimasa kita berusia 4 tahun, maka aku akan merekam segala kenangan di masa lalu agar kelak ada hal-hal yang dapat aku ceritakan untuk anak-anakku kelak. Entah itu cerita bahagia sebagai hiburan bagi mereka maupun cerita sedih sebagai gambaran bahwa hidup itu keras dan bahwa beruntungnya mereka memiliki ibu sepertimu.
Dear 4 years old Sisca,
Nikmatilah masa kecilmu saat ini ya, rekam semua memori agar aku bisa mengingatnya saat ini. Yah? Hmm, baiklah saya tak akan menceritakan hal-hal buruk yang kau lakukan semasa kecil kepada orang lain, tapi coba ingat saja kenangan-kenangan yang manis dan indah ya.
Satu hal yang kuingat dari masa lalu mu, bahwa ketika ulang tahunmu tiba, kau selalu diajak untuk berfoto di studio. Saat itu kau belum mahir bergaya yah. Hahaha. Tapi betapa menyedihkannya seandainya kau tahu bahwa sejak usiaku 10 tahun, kebiasaan itu dihilangkan. Ah, kini tak ada kebiasaan untuk menyambut ulang tahun, diberikan kado saja tak pernah. Terakhir kuingat, jika tidak salah, kau mendapat kado di usia 2 tahun yah. Hehehe. Sudahlah, aku tak ingin lanjutkan lagi pembicaraan ini karena tiba-tiba saja aku bersedih.
Sekali lagi kuucapkan, selamat berbahagia menjadi anak-anak. Kau belum tahu sulitnya menjadi dewasa, meskipun kelak kau akan mengetahuinya. Jadi aku hanya ingin berpesan: Berbahagialah Sisca, nikmati masa kecilmu.
Salam sayang dari dirimu di masa depan,
@ichbinsisca
***
30 days blog challenge day 2: Make a letter for 4 years old YOU.
Label:
challeges
Minggu, 01 September 2013
Day 1: About Myself
Yeay! It's September 1st. Sudah menunggu bulan ini karena ada 2 hal yang dikerjakan mulai hari ini, yaitu:
1. Tantangan 30 hari nge-blog (yang ini iseng-iseng, efek ketidak konsistenan menulis di tahun ini)
2. Mulai belajar persiapan untuk TOEFL Prediction Test (ini serius, testnya bulan Februari dan meskipun judulnya cuma "Prediction", everything should be perfect lah ya. :))
Here is the challenge:
Jadi marilah segera memulai tantangan hari pertama: Menceritakan tentang diri sendiri. Well, seperti yang dapat pada halaman Writer di blog saya ini sudah ada profil saya yang cukup jelas. Kalau masih belum jelas, silakan buka halaman Contact terus buka link Linkedin saya, profile lengkap beserta portofolio tersedia. Hahaha. Oke, ini sebenarnya mulai 'ngawur' baiklah kita mulai saja dengan tantangan yang sesungguhnya:
Di saat santai bersama teman-teman kala itu, seorang teman saya bertanya demikian:
"Sis, impian lo mau ke Jeman yah?"
Tanpa ingin membesar-besarkan mimpi itu, saya hanya menjawab 'iya'. Saya tidak ingin terkesan sombong dengan mimpi itu. Tentunya bukanlah hal yang salah bila seseorang memiliki mimpi, kan? Namun tentunya saya tidak ingin merasakan sakitnya terjatuh bila suatu hari nanti impian saya tidak dapat terwujud. Setidaknya, saya hanya akan menghadapi penolakan. Lain halnya bila mimpi itu saya besar-besarkan hingga ketika saya gagal, maka semua orang akan mencibir saya. Penderitaan saya tentunya bertambah: Selain kecewa karena penolakan, tentunya merasa sakit karena mendapat cibiran.
Oh ya, sebelum tulisan ini dilanjutkan, mohon ingatkan saya bila tulisan saya mulai keluar dari topik. Kembali ke masalah tersebut, kemudian pembicaraan kami beralih kepada masa depan dan melanjutkan pendidikan. Ya, memang keinginan saya untuk pergi ke Jerman adalah untuk melanjutkan pendidikan di sana. Ketika salah seorang teman saya yang lainnya menimpali:
"Buat apa lagi kuliah kalau tujuan sudah dicapai?"
Yang lainnya:
"Ketika seseorang semakin bertambah usia, maka standar dari goals yang ingin dicapainya akan berkurang dengan sendirinya."
Kedua kalimat ini tentunya membuat saya berpikir. Namun toh, dasar saya wong ambisius begini mau dibilang gimana juga tetap akan ngotot dengan mimpi tesebut. Untunglah salah satu pendapat lainnya keluar:
"Setidaknya, kalau memiliki mimpi yang tinggi, usaha yang akan kita lakukan juga makin tinggi. Dengan begitu, meskipun goals utama tidak tercapai, pasti kita akan mendapatkan goals yang mendekati goals utama tersebut."
Dengan kata lain, jika saya ingin melanjutkan studi di Jerman dan gagal. Mungkin dengan usaha yang telah saya lakukan, saya akan tetap bisa melanjutkan studi di luar negeri, meskipun bukan di Jerman. Salah satu pengalaman saya terkait hal ini adalah ketika mengubur mimpi untuk menjadi seorang dokter. Kalau anak-anak ditanya mengenai cita-cita mereka ketika sudah besar, banyak yang akan menjawab ingin menjadi dokter, guru, pilot, insinyur, polisi, dan sebagainya. Namun seiring bertambah luasnya wawasan bahwa bidang pekerjaan itu luas, maka tidak sedikit dari mereka yang beralih dari cita-cita semasa kanak-kanak.
Saya termasuk orang yang memelihara cita-cita itu dengan baik, bahkan ketika saya sudah kuliah hingga di semester 3. Cita-cita menjadi dokter sudah saya inginkan sejak TK, dan keinginan itu pun didukung (lebih tepatnya diarahkan) oleh Papa. Namun nasib berkata lain, tapi toh sekarang saya adalah Calon Apoteker. Sebuah profesi yang serumpun dengan ilmu kedokteran. Mungkin itulah yang tadi dikatakan teman saya, bahwa jikalau gagal pun kegagalan itu akan tetap manis.
Ambisius? Sangat! Menjadi orang yang sangat ambisius terkadang menyusahkan diri sendiri. Dalam hal saya, jika ada hal (lebih sering terkait kegiatan/aktivitas) yang saya inginkan tapi ada halangan untuk berpartisipasi, wah bisa-bisa susah tidur. Entahlah sifat ambisius ini murni karakter atau benarkah nasib. Berdasarkan shio dan zodiak, percaya atau tidak percaya, baiklah kita lihat dari sisi keilmuannya saja: Saya bershio Kambing dan zodiak saya adalah Capricorn. Dari beberapa sumber bacaan kerap kali menuliskan bahwa orang bershio Kambing adalah orang yang keras kepala. Orang yang berzodiak Capricorn adalah orang yang ambisius. Yah, istilahnya kera kepalanya kuadrat. Hahaha. Jika kalian yang membaca tulisan ini pernah mengenal saya, bagaimana menurutmu? ;)
Ah ya, mungkin saya sebaiknya memulai tulisan ini dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Meskipun profile saya sudah tersedia di blog ini, entah mengapa dengan topik ini rasanya kurang afdhol tanpa memperkenalkan diri.
Panggil saja saya Sisca. Saya hanyalah seorang mahasiswa farmasi tingkat akhir yang sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta di Jakarta. Jika ini adalah tulisan pertama yang kamu baca di blog saya, maka saya sarankan kamu membaca halaman Writer, setelah kamu membaca tulisan ini. Saya juga seorang daily online worker yang bekerja di salah satu publishing di Indonesia. Tunggu! Saya yakin kalian pasti ingin bertanya Bagaimana bisa seorang mahasiswa farmasi kuliah sambil bekerja? Hahaha. Salah satu hal yang penting adalah Time Management! Di samping mahasiswa dan pekerja, saya juga masih menjalankan hobby menulis serta hobby terlibat dalam berbagai kegiatan organisasi. Menarik kan? B-)
Jika melihat apa yang sudah saya lakukan selama ini, saya cukup puas dan bersyukur. Tapi, jika melihat pada apa yang terkadang orang lain lakukan, orang-orang hebat yang ada disekitar saya, saya iri. Rasanya kok saya belum bisa seperti mereka ya, sukses. Setidaknya, saya bersyukur saya menyadari bahwa saya dikelilingi oleh orang-orang hebat seperti mereka. Saya hanya perlu menjadikan mereka motivasi dan sumber-sumber ambisi saya yang lainnya.
Everything must be perfect! Yap, perfeksionis. Lagi-lagi terkadang sifat yang satu ini jadi penolong sekaligus boomerang bagi saya sendiri. I know you know what I mean.
Terakhir, saya adalah orang yang bebas. Bebas melakukan apa yang saya inginkan, saya tak suka adanya larangan dan hambatan. Lagi: Semuanya harus berjalan semulus dan sesempurna mungkin. Tapi, bukan hidup namanya kalau tidak ada hambatan. Setuju?
Tolong garisbawahi makna kata Kebebasan dalam kamus pribadi saya ini: Bebas Bertanggung Jawab.
Jika sudah mengerti, baiklah kita lanjutkan. Saya ingin bebas mengikuti setiap kegiatan dan aktivitas yang saya inginkan dan, hambatan terbesar saya dalam hal ini adalah: Orangtua.
Saya mulai aktif mengikuti berbagai kegiatan sejak SMP: mengikuti paduan suara, menjadi petugas upacara bendera, mengikuti Pusakris. Hobby ini berlanjut ketika SMA: Saya bahkan pernah mengikuti semua Club di SMA, baik itu Matematika Club, Kimia Club, Biologi Club, Fisika Club, English Club, masih aktif di Pusakris, pernah ikut Tim Kompas MuDA, jadi tim tari tradisional di sekolah, ikut lomba/olimpiade dan beberapa pentas tari, dan yang paling menyita waktu dan tenaga saya adalah aktif di MPK (Musyawarah Perwakilan Kelas), sebuah kelembagaan yang mengawasi segala kegiatan OSIS.
Dan dari semua kegiatan tersebut, sebagian besar saya lakukan TANPA ijin orangtua. Please, ini bukan contoh yang baik dan tidak perlu ditiru. Bahkan sudah pernah 2 kali hampir diusir dari rumah, disuruh tinggal di gereja. Toh, saya tidak kapok. Ada yang aneh? Ya, saya aneh. Memang.
Memasuki masa-masa kuliah, saya memutuskan untuk tidak terlibat dalam kegiatan kampus. Oke, jujur saja awalnya saya tertarik ikut Senat/ BEM. Tapi setelah saya amati, kok tidak sejalan dengan organisasi yang sesungguhnya yah. Maka saya putuskan untuk tidak terlibat. Tapi toh bukan berarti saya tidak mengambil kegiatan lain. Saya malah terlibat dalam kegiatan yang lebih besar, skala nasional, yaitu: Kompas Muda. Sudah sejak SMA ingin gabung di Kompas Muda ini, namun baru berjodoh dengan Kompas Muda di tahun 2010, ketika saya sudah kuliah. Di Kompas Muda ini, saya bahkan belajar mengorganisasi acara-acara yang diselenggarakan Kompas dan bersifat Nasional. Hebat? Keren? Ternyata bagi teman-teman di kampus saya, hal ini biasa-biasa saja. Yah, baiklah. Kehidupan farmasi memang sarat dengan tugas-tugas, terlebih lagi laporan praktikum dan beban kuliah yang tampaknya berat.
Ternyata di samping Kompas Muda, saya terlibat lagi di kegiatan olimpiade, menjadi panitia Kunjungan Industri, dan yang paling gak nyambung adalah ikut MUN alias Model United Nations. Well, kalau kamu mau tahu apa itu MUN, please googling. Saya juga pernah posting beberapa pengalaman saya mengikuti MUN. Kenapa ga nyambung? Secara, jurusan saya Farmasi lah wong saya malah ikut MUN yang notabene pesertanya sebagian besar adalah mahaiswa hukum dan hubungan internasional yang memiliki kemampuan ekstra dalam debat dan berbahasa Inggris. Oke, anggaplah ini saya 'tercebur', tapi prinsip saya semua yang dilakukan tidak boleh setengah-setengah, jadilah MUN ini kegiatan utama di kampus.
Kembali lagi ke makna Kebebasan versi saya. Sejak kuliah, orangtua memang tidak terlalu melarang saya dalam mengikuti kegiatan apapun, namun saya tetap berpegang bahwa kebebasan yang saya peroleh adalah hasil dari pembuktian diri saya kepada orangtua saya sejak SMP hingga SMA, sehingga kebebasan ini adalah kepercayaan dari mereka. Jadi, menyalahgunakan kebebasan yang diberikan sama saja menghapus kepercayaan. Berusahalah bertanggungjawab dengan kebebasan yang kamu peroleh.
Regards,
@ichbinsisca
1. Tantangan 30 hari nge-blog (yang ini iseng-iseng, efek ketidak konsistenan menulis di tahun ini)
2. Mulai belajar persiapan untuk TOEFL Prediction Test (ini serius, testnya bulan Februari dan meskipun judulnya cuma "Prediction", everything should be perfect lah ya. :))
Here is the challenge:
Jadi marilah segera memulai tantangan hari pertama: Menceritakan tentang diri sendiri. Well, seperti yang dapat pada halaman Writer di blog saya ini sudah ada profil saya yang cukup jelas. Kalau masih belum jelas, silakan buka halaman Contact terus buka link Linkedin saya, profile lengkap beserta portofolio tersedia. Hahaha. Oke, ini sebenarnya mulai 'ngawur' baiklah kita mulai saja dengan tantangan yang sesungguhnya:
Di saat santai bersama teman-teman kala itu, seorang teman saya bertanya demikian:
"Sis, impian lo mau ke Jeman yah?"
Tanpa ingin membesar-besarkan mimpi itu, saya hanya menjawab 'iya'. Saya tidak ingin terkesan sombong dengan mimpi itu. Tentunya bukanlah hal yang salah bila seseorang memiliki mimpi, kan? Namun tentunya saya tidak ingin merasakan sakitnya terjatuh bila suatu hari nanti impian saya tidak dapat terwujud. Setidaknya, saya hanya akan menghadapi penolakan. Lain halnya bila mimpi itu saya besar-besarkan hingga ketika saya gagal, maka semua orang akan mencibir saya. Penderitaan saya tentunya bertambah: Selain kecewa karena penolakan, tentunya merasa sakit karena mendapat cibiran.
Oh ya, sebelum tulisan ini dilanjutkan, mohon ingatkan saya bila tulisan saya mulai keluar dari topik. Kembali ke masalah tersebut, kemudian pembicaraan kami beralih kepada masa depan dan melanjutkan pendidikan. Ya, memang keinginan saya untuk pergi ke Jerman adalah untuk melanjutkan pendidikan di sana. Ketika salah seorang teman saya yang lainnya menimpali:
"Buat apa lagi kuliah kalau tujuan sudah dicapai?"
Yang lainnya:
"Ketika seseorang semakin bertambah usia, maka standar dari goals yang ingin dicapainya akan berkurang dengan sendirinya."
Kedua kalimat ini tentunya membuat saya berpikir. Namun toh, dasar saya wong ambisius begini mau dibilang gimana juga tetap akan ngotot dengan mimpi tesebut. Untunglah salah satu pendapat lainnya keluar:
"Setidaknya, kalau memiliki mimpi yang tinggi, usaha yang akan kita lakukan juga makin tinggi. Dengan begitu, meskipun goals utama tidak tercapai, pasti kita akan mendapatkan goals yang mendekati goals utama tersebut."
Dengan kata lain, jika saya ingin melanjutkan studi di Jerman dan gagal. Mungkin dengan usaha yang telah saya lakukan, saya akan tetap bisa melanjutkan studi di luar negeri, meskipun bukan di Jerman. Salah satu pengalaman saya terkait hal ini adalah ketika mengubur mimpi untuk menjadi seorang dokter. Kalau anak-anak ditanya mengenai cita-cita mereka ketika sudah besar, banyak yang akan menjawab ingin menjadi dokter, guru, pilot, insinyur, polisi, dan sebagainya. Namun seiring bertambah luasnya wawasan bahwa bidang pekerjaan itu luas, maka tidak sedikit dari mereka yang beralih dari cita-cita semasa kanak-kanak.
Saya termasuk orang yang memelihara cita-cita itu dengan baik, bahkan ketika saya sudah kuliah hingga di semester 3. Cita-cita menjadi dokter sudah saya inginkan sejak TK, dan keinginan itu pun didukung (lebih tepatnya diarahkan) oleh Papa. Namun nasib berkata lain, tapi toh sekarang saya adalah Calon Apoteker. Sebuah profesi yang serumpun dengan ilmu kedokteran. Mungkin itulah yang tadi dikatakan teman saya, bahwa jikalau gagal pun kegagalan itu akan tetap manis.
Ambisius? Sangat! Menjadi orang yang sangat ambisius terkadang menyusahkan diri sendiri. Dalam hal saya, jika ada hal (lebih sering terkait kegiatan/aktivitas) yang saya inginkan tapi ada halangan untuk berpartisipasi, wah bisa-bisa susah tidur. Entahlah sifat ambisius ini murni karakter atau benarkah nasib. Berdasarkan shio dan zodiak, percaya atau tidak percaya, baiklah kita lihat dari sisi keilmuannya saja: Saya bershio Kambing dan zodiak saya adalah Capricorn. Dari beberapa sumber bacaan kerap kali menuliskan bahwa orang bershio Kambing adalah orang yang keras kepala. Orang yang berzodiak Capricorn adalah orang yang ambisius. Yah, istilahnya kera kepalanya kuadrat. Hahaha. Jika kalian yang membaca tulisan ini pernah mengenal saya, bagaimana menurutmu? ;)
Ah ya, mungkin saya sebaiknya memulai tulisan ini dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Meskipun profile saya sudah tersedia di blog ini, entah mengapa dengan topik ini rasanya kurang afdhol tanpa memperkenalkan diri.
Panggil saja saya Sisca. Saya hanyalah seorang mahasiswa farmasi tingkat akhir yang sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta di Jakarta. Jika ini adalah tulisan pertama yang kamu baca di blog saya, maka saya sarankan kamu membaca halaman Writer, setelah kamu membaca tulisan ini. Saya juga seorang daily online worker yang bekerja di salah satu publishing di Indonesia. Tunggu! Saya yakin kalian pasti ingin bertanya Bagaimana bisa seorang mahasiswa farmasi kuliah sambil bekerja? Hahaha. Salah satu hal yang penting adalah Time Management! Di samping mahasiswa dan pekerja, saya juga masih menjalankan hobby menulis serta hobby terlibat dalam berbagai kegiatan organisasi. Menarik kan? B-)
Jika melihat apa yang sudah saya lakukan selama ini, saya cukup puas dan bersyukur. Tapi, jika melihat pada apa yang terkadang orang lain lakukan, orang-orang hebat yang ada disekitar saya, saya iri. Rasanya kok saya belum bisa seperti mereka ya, sukses. Setidaknya, saya bersyukur saya menyadari bahwa saya dikelilingi oleh orang-orang hebat seperti mereka. Saya hanya perlu menjadikan mereka motivasi dan sumber-sumber ambisi saya yang lainnya.
Everything must be perfect! Yap, perfeksionis. Lagi-lagi terkadang sifat yang satu ini jadi penolong sekaligus boomerang bagi saya sendiri. I know you know what I mean.
Terakhir, saya adalah orang yang bebas. Bebas melakukan apa yang saya inginkan, saya tak suka adanya larangan dan hambatan. Lagi: Semuanya harus berjalan semulus dan sesempurna mungkin. Tapi, bukan hidup namanya kalau tidak ada hambatan. Setuju?
Tolong garisbawahi makna kata Kebebasan dalam kamus pribadi saya ini: Bebas Bertanggung Jawab.
Jika sudah mengerti, baiklah kita lanjutkan. Saya ingin bebas mengikuti setiap kegiatan dan aktivitas yang saya inginkan dan, hambatan terbesar saya dalam hal ini adalah: Orangtua.
Saya mulai aktif mengikuti berbagai kegiatan sejak SMP: mengikuti paduan suara, menjadi petugas upacara bendera, mengikuti Pusakris. Hobby ini berlanjut ketika SMA: Saya bahkan pernah mengikuti semua Club di SMA, baik itu Matematika Club, Kimia Club, Biologi Club, Fisika Club, English Club, masih aktif di Pusakris, pernah ikut Tim Kompas MuDA, jadi tim tari tradisional di sekolah, ikut lomba/olimpiade dan beberapa pentas tari, dan yang paling menyita waktu dan tenaga saya adalah aktif di MPK (Musyawarah Perwakilan Kelas), sebuah kelembagaan yang mengawasi segala kegiatan OSIS.
Dan dari semua kegiatan tersebut, sebagian besar saya lakukan TANPA ijin orangtua. Please, ini bukan contoh yang baik dan tidak perlu ditiru. Bahkan sudah pernah 2 kali hampir diusir dari rumah, disuruh tinggal di gereja. Toh, saya tidak kapok. Ada yang aneh? Ya, saya aneh. Memang.
Memasuki masa-masa kuliah, saya memutuskan untuk tidak terlibat dalam kegiatan kampus. Oke, jujur saja awalnya saya tertarik ikut Senat/ BEM. Tapi setelah saya amati, kok tidak sejalan dengan organisasi yang sesungguhnya yah. Maka saya putuskan untuk tidak terlibat. Tapi toh bukan berarti saya tidak mengambil kegiatan lain. Saya malah terlibat dalam kegiatan yang lebih besar, skala nasional, yaitu: Kompas Muda. Sudah sejak SMA ingin gabung di Kompas Muda ini, namun baru berjodoh dengan Kompas Muda di tahun 2010, ketika saya sudah kuliah. Di Kompas Muda ini, saya bahkan belajar mengorganisasi acara-acara yang diselenggarakan Kompas dan bersifat Nasional. Hebat? Keren? Ternyata bagi teman-teman di kampus saya, hal ini biasa-biasa saja. Yah, baiklah. Kehidupan farmasi memang sarat dengan tugas-tugas, terlebih lagi laporan praktikum dan beban kuliah yang tampaknya berat.
Ternyata di samping Kompas Muda, saya terlibat lagi di kegiatan olimpiade, menjadi panitia Kunjungan Industri, dan yang paling gak nyambung adalah ikut MUN alias Model United Nations. Well, kalau kamu mau tahu apa itu MUN, please googling. Saya juga pernah posting beberapa pengalaman saya mengikuti MUN. Kenapa ga nyambung? Secara, jurusan saya Farmasi lah wong saya malah ikut MUN yang notabene pesertanya sebagian besar adalah mahaiswa hukum dan hubungan internasional yang memiliki kemampuan ekstra dalam debat dan berbahasa Inggris. Oke, anggaplah ini saya 'tercebur', tapi prinsip saya semua yang dilakukan tidak boleh setengah-setengah, jadilah MUN ini kegiatan utama di kampus.
Kembali lagi ke makna Kebebasan versi saya. Sejak kuliah, orangtua memang tidak terlalu melarang saya dalam mengikuti kegiatan apapun, namun saya tetap berpegang bahwa kebebasan yang saya peroleh adalah hasil dari pembuktian diri saya kepada orangtua saya sejak SMP hingga SMA, sehingga kebebasan ini adalah kepercayaan dari mereka. Jadi, menyalahgunakan kebebasan yang diberikan sama saja menghapus kepercayaan. Berusahalah bertanggungjawab dengan kebebasan yang kamu peroleh.
Regards,
@ichbinsisca
Label:
challeges,
sekapur sirih