Diam. Hening.
Berdiri. Duduk, dan berdiri lagi.
Berjalan ke kanan dan kembali lagi.
Sepi rasanya tanpa Renita disini.
***
“Maaf.”
“Tapi kenapa? Kenapa baru sekarang, setelah 7 tahun
berlalu begitu saja.”
“Maaf. Aku hanya berusaha untuk sabar selama tujuh tahun
ini, Ren”
“Jadi ini alasannya kamu menghilang selama 3 bulan
terakhir? Aku sudah mencari kamu ke semua tempat tapi aku tak bisa menemukanmu,
dan sekarang...”
Hening. Hanya sebuah tarikan nafas yang berat dan isak
tangis yang tertahan yang terdengarlah.”
“Maaf, Ren.”
***
Arbi,
Seandainya kamu mengerti
Seandainya kamu paham
Seandainya kamu tahu kerinduanku disaat kamu pergi
Bii, mungkin kamu benar
Mungkin aku egois
Tapi cobalah mengerti bahwa aku hanya tak ingin
Kehilangan kamu
Seandainya kamu mengerti bi, bahwa sejak kamu
meninggalkan aku saat itu
Seketika juga nafasku berhenti
Dan kini maafkan aku bila tak lagi disampingmu
Renita,
***
“Bi, sudahlah jangan disesali. Renita sudah bahagia
diatas sana, setidaknya dia tak lagi merasakan sakit yang selama ini
dirahasiakannya.”
“Ren, terima kasih, untuk segalanya, untuk arti cinta
selama ini. Mungkin nisan ini pemberian terakhirku untukmu.”
***
0 komentar:
Posting Komentar